1. Apa
definisi keterampilan dasar konseling?
Jawab :
Keterampilan dasar
konseling merupakan lankah awal sebagai bekal untuk melakukan kegiatan
konseling. Karena tanpa adanya keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh
konselor, konseling pun dapat diprediksi kurang berjalan dengan lancar dan akan
menghambat proses konseling. Konselor yang efektif dan profesional adalah
konselor yang menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam
melaksanakan konseling. Dalam Sugiharto dan Mulawarman (2008), mengemukakan
keterampilan dasar konselor, berwujud pada kemampuan berkomunikasi konselor,
baik itu interpersonal, intervensi atau pun integrasi.
Macam-macam
keterampilan dasar konseling
1. Keterampilan
antar pribadi (interpersonal skill)
Keterampilan antar
pribadi merupakan keterampilan inti dalam konseling. Diman keterampilan ini
mengutamakan kemampuan berkomunikasi konselor untuk disampaikan kembali kepada
konseli. Keterampikan ini digunanakan untuk membangun hubungan konseli
(rapport), agar konseli dapat terlibat dalam konseling. Keterampilan
antarpribadi mencakup kemampuan konselor dalam mendampingi konseli,
mendengarkan mereka, dan mendorong mereka untuk menceritakan apa saja yang ada
dalam benak mereka. Dalam mendampingi, dan mendengarkan, konselor tidak hanya
dengan sekedar mendampingi dan mengdengarkan saja, tetapi perlu menyimak dengan
baik hal-hal apa saja yang diungkapkan oleh konseli. Apabila hal tersebut
diterapkan secara efektif, maka konselor dapat membuat konseli akan memperoleh
keberanian untuk membicarakan pikiran-pikiran dan masalah-masalah yang sedang
dialami oleh mereka. Menurut Mulawarman dan Sugiharto (2008) macam-macam
keterampilan antar pribadi, antara lain:
a. Keterampilan
verbal
1) Paraphrasing
2) Reflecting
of feeling (refleksi perasaan)
3) Interpretation
(penafsiran)
4) Summarization
(ringkasan/kesimpulan)
5) Clarification
(penajaman/memperjelas)
6) Open
and closed question (pertanyaan tertutup dan terbuka)
b. Keterampilan
nonverbal
Keterampilan nonverbal
disebut juga dengan attending atau memberi perhatian. Perlu diketahui, dalam
konseling memberi perhatian tidak seperti memberi perhatian pada umumnya, akan
tetapi dalam bentuk perlakuan tanpa isyarat, yang diantaranya:
1) Posisi
badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka)
Posisi badan yang baik
dalam attending mencakup:
a) Duduk
dengan badan menghadap konseli
b) Tangan
di atas pangkuan atau berpegang bebas atau kadang-kadang digunakan untuk
menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal
c) Responsif
dengan menggunakan bagian wajah, misalnya senyum spontan atau anggukan kepala
sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti.
d) Badan
tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong ke arah konseli untuk menunjukkan
kebersamaan dengan konseli
Posisi
badan yang tidak baik mencakup:
a. Duduk
dengan badan dan kepala membungkuk menghadap konseli
b. Duduk
dengan sangat kaku
c. Gelisah
atau tidak tenang
d. Mempergunakan
tangan, kertas dan kuku tangan
e. Sama
sekali tanpa gerak isyarat pada tangan
f. Selalu
memukul-mukul dan menggerakkan tangan dan lengan
g. Wajah
tidak menunjukkan perasaan
h. Tidak
banyak senyum, kerutan dahi atau anggukan kepala yang tidak berarti
2) Kontak
mata (eye contact)
Kontak mata yang baik
mencakup:
a) Meihat
konseli pada waktu ia berbicara kepada konselor dan sebaliknya
b) Kontak
mata yand dipertahankan atau dipelihara dengan menggunakan pandangan spontan
yang mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon konseli.
Kontak
mata yang tidak baik mencakup:
a) Tidak
pernah melihat konseli. Hal ini sangat tidak dibenarkan pada konselor apabila
sedang melakukan proses konseling. Karena konselor yang tidak pernah melihat
konseli, akan membuat konseli, menjadi semakin sedih dan merasa keberadaannya
tidak diterima oleh konselor.
b) Menatap
konseli untuk secara tetap dan tidak memberi kesempatan pada konseli untuk
membalas tatapan.
c) Mengalihkan
pandangan dari konseli segere sesudah konseli melihat kepada konselor.
c. Keterampilan
mengamati konseli
Keterampilan
mengamati konseli akan membantu konselor untuk merespon dan mengetahui apa dan
bagaimana bahasa verbal dan nonverbal konseli. Selain itu juga mengamati
perbedaan-perbedaan multibudaya yang berkaitan dengan ungkapan-ungkapan verbal
dan nonverbal konseli. Dengan hal ini, konselor dapat memahami pribadi konseli
yang mungkin baru dikenalnya pada kegiatan konseling. Karena memahami suatu
kepribadian individu pun bukanlah hal mudah, maka keterampilah konseli sangat
dianjurkan bagi konselor.
2. Keterampilan
Intervensi
Intervensi
menurut bahasa artinya mencampuri, “mencampuri” di sini artinya mencampurkan
atau memadukan pendekatan-pendekatan konseling. Dalam proses konseling,
mengintervensi adalah proses memberikan tindakan pada konseli dengan memadukan
beberapa pendekatan konseling. Keterampilan intervensi adalah kemampuan
konselor untuk melibatkan konseli dalam pemecahan masalah. Dalam proses
pemecahan masalah, konselor perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai
strategi dan cara yang berbeda untuk menolong konseli menghadapi masalah.
Konselor sebaiknya menguasai satu pendekatan dasar dan kemudian berusaha
memadukan cara-cara yang bermanfaat dari berbagai pendekatan lainnya demi
penanganan efektif terhadap masalah-masalah konseli. Karena, apabila konselor
menemui konseli yang “unik” , dapat diberi tindakan dengan memadukan beberapa
pendekatan konseling sebagai pemecahan masalah.
3. Keterampilan
Integrasi
Keterampilan
integrasi mengacu pada kemampuan-kemampuan konselor untuk menerapkan
strategi-strategi-strategi pada situasi-situasi khusus, sambil mengingat
konteks budaya dan sosio-ekonomi konseli. Di sini kemampuan konselor dibutuhkan
untuk menghubungkan berbagai pendekatan untuk mengamati dan menangani konseli.
Keterampilan
integrasi dalam konseling, diperlukan agar konseling dapat berjalan dengan
lancar, meskipun menghadapi berbagai rintangan, baik berupa rintangan fisik
maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya antara konselor dengan
konseli. Karena konseling tidak hanya mengaitkan konselor dan konseli yang satu
budaya saja, melainkan dapat berbeda-beda budaya.
2. Apa
fungsi kdk bagi guru bk!
Jawab:
Konselor adalah orang
yang mempunyai keahlian dalam konseling. Secara khusus konselor bergerak di
bidang pendidikan yang bertanggung jawab atas layanan konseling bagi peserta didiknya.
Namun secara umum konselor tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, kunci
keberhasilan dalam menuju tercapainya tujuan konseling adalah seorang konselor
yang berkompeten dan menguasai teknik konseling dengan baik. Seorang konselor
yang mampu menguasai teknik konseling dapat merespon kliennya dengan baik dan
benar sesuai dengan keadaan kliennya. Respon yang baik dan benar dari seorang
konselor adalah respon yang dapat mendorong klien bisa terbuka untuk
menceritakan perasaan, pengalaman dan pikirannya. Setelah itu konselor dapat
terlibat dalam diskusi mengenai kliennya.
3. Jelaskan
dengan rinci mengenai keterampilan attending!
Jawab:
Menurut Carkhuff (dalam
Retno dan eko: 2007) menyebutkan bahwa attending adalaha cara yang menunjukkan
bagaimana konselor menyiapkan diri, bersikap atau berperilaku, mendengarkan,
memberikan perhatian kepada klien sehingga klien meras aman, nyaman,
diperhatikan oleh konselor. Dengan kata lain attending adalah
keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada
klien agar klien merasa dihargai dan merasa dibimbing dengan suasana kondusif
sehingga bebas mengeskpresikan/mengungkapkan pikiran, perasaan ataupun tingkah
lakunya. Perilaku attending dapat juga dikatakan sebagai penampilan konselor
yang menampakkan komponen-komponen peilaku nonverbal, bahasa lisan dan kontak
mata. Karena komponen-komponen tersebut tidak mudah perlu dilatihkan bertahap
dan terus menerus.
Keterampilan attending
meliputi:
a. Posisi
badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka) diantara posisi badan yang
baik mencakup:
1) Duduk
dengan badan menghadap klien
2) Tangan
diatas pengkuan atau berpegang bebas atau kadang-kadang di gunakan untuk
menunjukkan gerak isyarat yang sedang di komunikasikan secara verbal.
3) Responsif
dengan menggunakan bagian wajah, misalnya senyum spontan atau anggukan kepala
sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti
4) Badan
tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong ke arah klien untuk menunjukkan
kebersamaan dengan klien
b. Kontak
mata
Kontak mata yang baik
berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia berbicara kepada konselor dan
sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara dengan menggunakan
pandangan spontan yang mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon
klien.
c. Mendengarkan
Memelihara perhatian
penuh yang terpusat pada klien. Mendengarkan apaun yang dikatakan klien.
Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-kata, perasaan, dan perilakunya).
Memahami keseluruhan pesannya.
Attending
dilakukan untuk membuka proses konseling, perhatian yang diberikan terpusat
sehingga klien menjadi terbuka pada klien. Attending berfungsi agar konselor
dapat memperhatikan penampilan yang attending diberbagai situasi hubungan
interpersonal secara umum khususnya dalam relasi konseling dengan konseli. Jadi
dari teknik attending konselor dapat memfokuskan pada komunikasi nonverbal
konseli sehingga perhatiannya terpusat pada konseli dan dapat memperlihatkan
penampilan yang attending khususnya dalam relasi konseling dengan konseli.